Hari Internasional bagi Korban Terorisme: Mengenang dan Menguatkan Semangat Kemanusiaan
Setiap 21 Agustus, dunia memperingati Hari Internasional Peringatan dan Penghormatan bagi Korban Terorisme. Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengenang para korban aksi terorisme dan memberikan dukungan moral bagi mereka yang selamat serta keluarga yang ditinggalkan. Aksi terorisme tidak hanya melukai hingga merenggut nyawa, tetapi juga menimbulkan trauma psikologis yang mendalam dan berkepanjangan bagi para korban.
Hari Internasional bagi Korban Terorisme pertama kali diperingati pada 2018 lalu, setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya dalam Resolusi Nomor 72/165 tahun 2017. PBB mengakui pentingnya memberikan penghormatan kepada para korban serta memperkuat hak-hak mereka dalam mencari keadilan.
Baca juga Cyberbullying
Peringatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengenang para korban, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia mengenai pentingnya memerangi terorisme dan memberikan dukungan yang layak kepada mereka yang terdampak. Hari Internasional bagi Korban Terorisme menjadi simbol solidaritas global dan komitmen bersama untuk melawan segala bentuk kekerasan yang mengancam kemanusiaan.
Bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan, momen peringatan adalah waktu yang penuh dengan emosi. Bagi mereka, setiap hari adalah perjuangan untuk mengatasi rasa kehilangan, trauma, dan ketakutan yang mendalam. Terorisme tidak hanya melukai fisik, tetapi juga meninggalkan luka yang tidak terlihat pada mental dan emosional korban dan keluarganya.
Baca juga Perjumpaan dengan Korban Mengubah Pemikiran Mantan Pelaku Terorisme
Salah satu contoh nyata adalah pengalaman para korban Bom Kuningan 9 September 2004. Serangan tersebut tidak hanya menewaskan sembilan orang, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis yang panjang bagi para korban yang selamat dan keluarganya. Hingga saat ini banyak dari mereka yang masih berjuang untuk pulih dari trauma yang ditimbulkan.
Di sisi lain, para penyintas terorisme juga menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa. Sebagian korban memilih untuk tidak menyerah pada ketakutan, tetapi justru bangkit dan berjuang untuk keadilan. Mereka menjadi suara bagi korban lain yang mungkin belum berani bersuara. Dalam banyak kasus, para korban menjadi advokat dalam upaya melawan terorisme dan membantu korban lainnya dalam proses pemulihan.
Baca juga Silaturahmi Perdamaian di Lombok
Pemerintah, masyarakat dan dunia internasional memiliki peran penting dalam mendukung korban terorisme. Salah satunya dengan memberikan bantuan medis, psikologis maupun bantuan lain yang dibutuhkan korban. Sejumlah negara telah membentuk lembaga khusus yang menangani korban terorisme. Di Indonesia, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berperan penting dalam memberikan perlindungan dan pemulihan korban tindak pidana terorisme.
Hari Internasional bagi Korban Terorisme bukan hanya tentang mengenang masa lalu yang kelam, tetapi juga tentang menatap masa depan dengan harapan. Peringatan ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap tragedi, ada harapan untuk perubahan dan perbaikan. Masyarakat internasional harus terus bersatu dalam melawan terorisme dan memastikan bahwa suara para korban didengar.
Melalui hari peringatan ini, kita diingatkan bahwa terorisme tidak mengenal batas dan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Hari Internasional bagi Korban Terorisme adalah pengingat bahwa kemanusiaan harus selalu berdiri teguh melawan kekerasan dan ketidakadilan, serta terus berjuang untuk dunia yang lebih aman dan damai.
Baca juga Menggencarkan Diplomasi Kemanusiaan