11/02/2022

Dialog Siswa SMAN 16 Bandar Lampung dengan Mantan Ekstremis

Aliansi Indonesia Damai- Bekerja sama dengan SMAN 16 Bandar Lampung, AIDA menggelar “Dialog Interaktif Virtual: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” pada Senin (24/01/2022). Acara yang diikuti oleh 44 siswa ini dihadiri oleh penyintas terorisme dan mantan anggota kelompok ekstremisme kekerasan.

Iswanto, mantan aktivis kelompok ekstrem, memaparkan kisahnya sejak awal bergabung dalam jaringan kekerasan hingga kemudian bertobat dan memilih jalan perdamaian. Usai paparannya, sejumlah peserta melontarkan pertanyaan. Salah satu siswa menanyakan tanggapan Iswanto atas aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok teror.

Baca juga Penyintas dan Mantan Ekstremis di Mata Pelajar Lampung

“Tanggapan saya secara pribadi sangat mengecam dan tidak suka terhadap aksi-aksi yang sudah dilakukan,” ujar Iswanto. Lebih lanjut ia berharap tidak akan ada lagi aksi terorisme.

Ia juga berpesan agar para pelajar lebih berhati-hati jika menjumpai teman yang terindikasi bergabung dengan kelompok ekstrem. Menurut dia, alih-alih menjauhi, lebih baik untuk mengajak mereka berdiskusi.

Baca juga Memupuk Karakter Damai

“Kalau mereka menolak, acara ini (Dialog Interaktif: red) bisa menjadi bahan untuk diceritakan. Bagaimana dampak yang ditimbulkan kalau sampai pengeboman itu terjadi, bagaimana nasib korbannya. Mudah-mudahan cerita tersebut bisa menyadarkan mereka,” katanya.

Peserta lain bertanya tentang niat awal Iswanto bergabung dengan kelompok ekstrem serta alasan yang mampu mendorongnya keluar dari kelompok tersebut.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 1)

Iswanto mengaku bahwa ketertarikannya bermula ketika mengikuti pengajian, ditambah beberapa seniornya yang telah bergabung dengan kelompok tersebut. Saat itu ia merasa bahwa ajaran dan amalan kelompok tersebut bisa membawanya masuk surga.

“Tujuannya banyak, salah satunya untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Namun, akhirnya saya sadar bahwa cara yang dilakukan salah,” tuturnya.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 2)

Kesadaran Iswanto pertama kali muncul ketika terjadi serangan bom, di mana korbannya yang berjatuhan justru didominasi oleh mereka yang tidak bersalah. Kesadaran tersebut semakin menguat ketika berkesempatan bertemu dengan korban bom. Ia mengaku terharu dan sedih melihat penderitaan orang-orang yang tidak tahu secuil pun perkara yang dipersoalkan oleh para pelaku pengeboman.

Ia pun berpesan kepada para peserta untuk senantiasa berhati-hati terhadap kelompok yang mengarah pada tindakan-tindakan kekerasan. “Perlu diketahui bahwa kelompok ekstrem memiliki beberapa kekecewaan terhadap pemerintahan Indonesia yang dilampiaskan dengan cara yang tidak benar sehingga menimbulkan korban. Ini harus dihindari,” katanya memungkasi. [WTR]

Baca juga Membangun Perdamaian bersama Generasi Muda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *