Penyintas Bom Kampung Melayu: Terkena Ledakan Kala Menolong Korban (Bag. 1)
Aliansi Indonesia Damai- Masih lekat betul dalam ingatan Tasdik Saputra musibah yang menimpanya 3 tahun silam. Saat hendak membantu mengevakuasi korban ledakan, ia justru terkena ledakan yang kedua sehingga mengalami luka di sekujur tubuhnya. Banyak orang malah berhamburan lari menjauh dari titik ledakan karena ketakutan. Beruntung seorang tukang ojek membantunya.
“Mungkin karena saya berniat menolong, ada juga orang yang mau menolong saya,” ujarnya dalam salah satu kegiatan kampanye perdamaian yang digelar AIDA beberapa waktu silam.
Baca juga Kesetiaan Istri Korban Bom
24 Mei 2017 sekira jam 9 malam, Tasdik mengendarai sepeda motornya melintasi kawasan Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur. Ia dalam perjalanan pulang dari kantornya. Jalanan padat karena tengah berlangsung pawai obor yang digelar warga untuk menyambut bulan Ramadhan.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan cukup keras, seperti ban bus yang pecah. Banyak orang berhamburan dan beberapa polisi meminta pertolongan. Tasdik memutuskan turun dari kendaraannya dan berniat membantu korban yang terluka, kendati belum menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Baca juga Korban Bom Kuningan: Pulih berkat Keluarga
Ia melihat seorang polisi berlumuran darah tergeletak di bawah motor-motor yang roboh. Saat merundukkan badan untuk mengangkat tubuh polisi tersebut, ledakan kembali terjadi. “Jarak ledakan sekitar tiga meter dari posisi saya waktu itu,” ujarnya mengingat.
Situasi kian mencekam. Dua orang polisi yang hendak ia tolong ternyata telah meninggal dunia di tempat. Sembari berlari menjauh dari titik ledakan, Tasdik merasakan darah mengucur deras dari tangannya. Saat merabanya, ia merasa kulit tangan kanannya robek panjang seperti seekor ikan yang dibelah. Telinganya juga terus berdengung.
Baca juga Mengambil Hikmah dari Musibah
Ia berjalan kaki menuju sepeda motornya yang diparkir di pinggir jalan. Namun ia gagal mengendarainya lantaran tangan kanannya cedera parah. Orang-orang di sekitar malah berlari menjauh karena ketakutan. Namun selang beberapa saat kemudian seorang pengemudi ojek membantu mengantarkannya ke klinik terdekat.
Sesampainya di sana, petugas yang merasa tidak sanggup merawatnya malah memintanya menuju rumah sakit. Tasdik pun hanya mendapatkan perban untuk menutup beberapa luka yang dianggap parah. Masih dibonceng oleh pengemudi ojek tadi, Tasdik berjalan menuju ke rumah sakit. Sayangnya jalanan macet parah sehingga motor yang membawanya tersendat. Beruntung seorang polisi yang mengendarai sepeda motor melintas di dekatnya. (Bersambung)
Baca juga Menghentikan Dendam Buah Hati