22/08/2020

Menjadi Pribadi Bermanfaat

Aliansi Indonesia Damai- Jihan Thalib tak ingin musibah bom menjadikan hidupnya menjadi terpuruk. Akibat peristiwa Bom Kampung Melayu 2017, ia mengalami sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya. Selain cedera fisik, mahasiswa tingkat akhir salah perguruan tinggi swasta di Jakarta Timur ini juga merasakan trauma.

Jihan merasa trauma itu begitu mengganggu pikiran dan konsentrasinya. Ketika terjadi suara ledakan misalnya, ia tak hanya kaget. Tetapi memori kelam peristiwa malam itu seolah kembali. Bahkan hingga kini, ia masih merasakan ketakutan saat melewati lokasi pengeboman: Terminal Kampung Melayu.

Baca juga Sosok Kecil Bermental Besar

Untuk menghilangkan traumanya, Jihan sempat menjalani konseling dengan psikolog. Setelah itu ia berjumpa dengan banyak penyintas bom terorisme yang tergabung dalam Yayasan Penyintas Indonesia (YPI). Setelah mendengar kisah orang-orang yang senasib, Jihan justru merasa plong dan lebih bersyukur lantaran banyak penyintas lain yang lebih menderita ketimbang dirinya. “Saya bersyukur masih diberikan kehidupan. Banyak korban-korban lain yang lebih parah,” ujarnya.

Melalui perkenalan dan jalinan persahabatan antarpenyintas bom, Jihan makin semangat untuk bangkit dari penderitaannya. “Saya mendapatkan banyak dorongan dari teman-teman YPI. Khususnya sesama dari korban bom Kampung Melayu,” tuturnya.

Baca juga Penyintas Bom Kampung Melayu: Terkena Ledakan Kala Menolong Korban (Bag. 1)

Ketika mendapatkan kesempatan bertemu dengan mantan pelaku, Jihan sempat merasakan marah. Namun seiring perjalanan waktu, Jihan tidak ingin lagi menaruh amarah kepada para pelaku. Menurut Jihan, aksi terorisme yang membuatnya trauma tidak boleh melemahkan harapan untuk bisa memberikan manfaat bagi orang lain. “Karena keimanan itu naik dan turun, akan tetapi itu (keimanan) membuat saya kuat dan tidak ingin membalas kekerasan yang dilakukan orang lain,” katanya.

Bersama AIDA, Jihan kini aktif menyuarakan perdamaian. Dalam berbagai forum, ia menyatakan tidak menaruh dendam terhadap para pelaku teror. Dengan sikap ikhlas dan memaafkan itu, Jihan mampu bangkit dari keterpurukan. “Pesan saya agar kita selalu memberikan manfaat bagi orang lain, karena eksistensi seseorang ditentukan oleh kebermanfaatan bagi orang lain,” ucapnya.

Baca juga Penyintas Bom Kampung Melayu: Berprasangka Baik Atas Takdir (Bag. 2-Terakhir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *