18/12/2020

Keistimewaan Musibah

Oleh Wiwit Tri Rahayu,
Alumni Ponpes Ar-Risalah Lirboyo Kediri

Dalam menjalani kehidupan dunia, manusia berpapasan dengan musibah dan kebahagiaan yang datang silih berganti. Saat sukacita hadir, banyak orang dengan bangga mengatakan bahwa hal tersebut murni dari hasil jerih payahnya. Sebaliknya ketika kepedihan yang menimpa, manusia dengan entengnya menyalahkan takdir.

Padahal sejatinya, keduanya adalah takdir Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa manusia masih bingung untuk menyikapi kesulitan dan kesedihan yang sering dianggap sebagai musibah.

Baca juga Mengimunisasi Remaja

Sebagai makhluk sosial, seringkali manusia menunjukkan empati kepada orang yang sedang tertimpa musibah. Hal paling umum yang biasa diutarakan adalah nasihat untuk bersabar. Apakah hal tersebut dikatakan begitu saja secara turun-temurun? Tentu tidak. Pada dasarnya hal tersebut sudah tertulis dengan jelas di Al-Qurán maupun hadis.

Nasihat sabar sebenarnya menunjukkan bahwa manusia tidak bisa mengubah apa pun kecuali mengajak untuk kembali kepada Sang Pencipta. Pada akhirnya konsep sabar memiliki hubungan yang erat antara hati hamba dengan Tuhannya. Sementara Allah menurunkan musibah untuk menguji keimanan seorang hamba.

Baca juga Bersyukur Pantang Mengeluh

Perintah untuk bersabar dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qurán. Salah satunya:

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (Q.S. Az-Zumar Ayat 10).

Baca juga Guru dan Pendidikan Karakter

Orang yang tertimpa musibah adalah golongan orang-orang yang beruntung di akhirat kelak, apabila mau bersabar. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi SAW sebagaimana tertulis dalam kitab Nashaihul Ibad.

إذا كان يوم القيامة يوضع الميزان فيؤتى بأهل الصلاة فيفّون أجورهم بالميزان ثمّ يؤتى بأهل الصّوم فيوفّون أجورهم بالميزان ثمّ يؤتى بأهل البلاء لا ينصب ميزان و لا ينشر لهم ديوان فيفّون أجورهم بغير حسابا حتّى يتمنّى أهل العافية لو كانوا بمنزلتهم من كثرة ثواب الله تعالى

“Apabila kiamat telah tiba, maka timbangan diletakkan. Lalu ahli salat didatangkan, maka dipenuhi pahala-pahala mereka sesuai perhitungan mizan. Lalu didatangkan orang-orang yang berpuasa dan diterimakan pahala mereka sesuai dengan perhitungan mizan. Dan akhirnya didatangkan orang-orang yang sewaktu hidup di dunia ditimpa musibah. Untuk mereka tidak diperhitungkan dengan mizan dan tidak pula dibentangkan kepada mereka catatan amalnya, lalu diberi pahala sepenuhnya tanpa hitungan. Sehingga orang-orang yang selamat mengharapkan dapat meraih kedudukan seperti mereka karena banyaknya pahala dari Allah SWT.”

Baca juga Fenomena Post-Truth dan Tantangan Perdamaian

Sementara dalam Riyadhus Sholihin Bab Sabar, Abu Said dan Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda, seorang muslim tidak akan ditimpa musibah, baik dari kelelahan, kesakitan, kesedihan ataupun sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya, baik di masa yang akan datang ataupun yang lampau, melainkan Allah menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa yang mengenainya.

Dalam hadis qudsi dikatakan bahwa mengharapkan ridha Allah ketika mendapatkan musibah merupakan sikap seorang ahli surga.

وَعَنْ أبي هَرَيرَةَ رَضي اللَّه عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « يَقولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبهُ إِلاَّ الجَنَّة » رواه البخاري

“Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Tidak ada balasan bagi seseorang hamba-Ku yang beriman di sisi-Ku, di waktu Aku mengambil (mematikan) kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keridhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan surga.” (HR Bukhari).

Baca juga Mensyukuri Nikmat di Tengah Pandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *