Penyintas Bom Kuningan: Enggan Mendendam (Bag. 2-Terakhir)
Selama menjalani masa perawatan, Syamsi Fakhrul mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, ia juga mendapatkan bantuan dari Kedubes Australia. Pihak Kedutaan bahkan pernah menawarkan bantuan pengobatan di Singapura. Tawaran itu ditolaknya lantaran tidak mendapatkan restu dari orang tua. “Orang tua menolak. Jika meninggal, susah ditahlilkan pihak keluarga,” katanya sembari bercanda.
Setelah melewati berbagai cobaan dan masa sulit, Syamsi mengaku tidak menaruh dendam terhadap para pelaku. Meski sempat marah, Syamsi lebih memilih berdamai dengan keadaan. Baginya setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Mungkin para pelaku pengeboman salah dalam memahami ajaran agama karena salah memilih guru.
Baca juga Penyintas Bom Kuningan: Bersyukur Masih Hidup (Bag. 1)
“Saya sempat marah memang. Naluri manusia waktu itu masih muda. Setelah aktif di pengajian dan masukan dari beberapa ustadz, musibah itu nyatanya datang dari Allah yang telah ditetapkan untuk saya. Saya sudah ikhlas dan banyak hikmah berdatangan setelah itu,” tuturnya.
Dengan sikap ikhlas dan mengubur dendam, Syamsi mengaku bisa bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik kehidupannya. “Itu (kejadian teror) saya anggap sebagai ujian dan saya bisa banyak mengambil pelajaran,” ucapnya.
Baca juga Korban Bom Kuningan: Pulih berkat Keluarga
Ia berharap tidak ada lagi korban bom seperti dirinya. Cukup penderitaan itu dirasakan olehnya sehingga tidak ada lagi orang lain yang menjadi korban. Hingga kini, Syamsi terus merasa bersyukur lantaran masih diberikan hidup oleh Allah SWT. Ia merasa beruntung karena masih banyak korban lain yang lebih menderita dibanding dirinya, bahkan sebagian ada yang meninggal dunia.
Di akhir kisahnya, ia mengajak para peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa untuk menjadi tonggak perdamaian Indonesia dengan menjauhi paham-paham kekerasan, apalagi terlibat aksi terorisme. “Kita berharap Indonesia ke depannya selalu hidup rukun, damai, dan menjadi lebih damai lagi,” katanya.
Baca juga Mengambil Hikmah dari Musibah