Membangun Budaya Damai dari Rumah

Keluarga merupakan pilar utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Bahkan keluarga dianggap sebagai madrasatul ula atau sekolah pertama. Sebelum anak belajar pelbagai hal di luar rumah atau lembaga pendidikan, ia terlebih dahulu akan belajar apa pun dari orang tua/keluarganya.

Begitu pentingnya peran keluarga dalam kehidupan anak. Karena itu orang tua harus menjadi pendidik buat buah hatinya dengan mengajarkan pelbagai macam norma, nilai, dan budaya yang positif. Selain sudah tentu orang tua juga harus mampu menciptakan interaksi sosial yang nyaman sehingga anak merasa betah di rumah.

Baca juga Mewarnai yang Muda

Salah satu hal yang penting diajarkan di keluarga adalah budaya damai. Rumah adalah tempat untuk menyemai budaya damai sejak usia dini hingga dewasa. Penanaman budaya damai tidak cukup dilakukan dengan cara sering memberikan nasihat kepada anak agar tidak melakukan kekerasan kepada siapa pun, baik verbal maupun fisik. Namun orang tua harus mencontohkannya secara langsung dalam kehidupan keluarga. Tanpa teladan yang baik dan nyata dari orang tuanya, maka penanaman budaya damai akan sia-sia.

Penanaman budaya damai di lingkungan keluarga bisa dimulai dari hal-hal sederhana dan harus dimulai dari orang tuanya. Misalnya apabila orang tua bertengkar maka tidak mengeluarkan kata-kata kasar apalagi menggunakan tindak kekerasan.

Baca juga Meneladani Kesabaran Ramdhani

Sehebat apa pun pertengkaran di dalam rumah, hendaknya orang tua bisa menyelesaikannya dengan hati yang tenang dan kepala dingin. Orang tua harus memberikan pembelajaran kepada buah hatinya bahwa menyelesaikan masalah tak perlu amarah.

Lalu apabila ada perselisihan di antara anggota keluarga hendaknya tidak diselesaikan secara sepihak, tetapi dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Orang tua bisa berperan sebagai mediator untuk melakukan kompromi kepada parapihak terkait untuk duduk bersama berbicara baik-baik demi mencapai kesepakatan.

Baca juga Jihad dan Budaya Dialog

Jika seorang anak terbiasa tumbuh dan berkembang dalam budaya damai, maka ia akan menjadi pribadi yang menebar kasih sayang terhadap sesama dan mencintai perdamaian. Bahkan bisa saja kelak akan menjadi juru damai. Namun sebaliknya, jika anak terbiasa dengan amarah di rumah maka bisa saja ia akan menjadi sosok pemarah dan temperamental.

Ada adagium yang menyatakan, jika seorang anak dibesarkan dengan permusuhan/kekerasan maka dia akan belajar membenci. Sebaliknya manakala dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan. Semoga rumah kita bisa menjadi salah satu tempat menyemai budaya damai bagi anak-anak.

Baca juga Menjaga Kerukunan Bersama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *