Strategi Jihad Covid-19 (Bag. 1)
Oleh Wiwit Tri Rahayu
Sarjana Hubungan Internasional Universitas Airlangga
Jihad berasal dari akar kata jahada yang artinya berjuang atau berupaya dengan kesungguhan. Dalam khazanah Islam, jihad dikerucutkan maknanya sebagai perjuangan untuk melakukan kebaikan di jalan Allah. Namun tak jarang jihad disempitkan maknanya sebagai aksi peperangan fisik. Terkadang sekadar demi menyesuaikan kepentingan kelompoknya.
Jihad sebagai perjuangan pun bersifat dinamis, menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di masanya. Saat ini masyarakat global menganggap Covid-19 sebagai musuh. Sepatutnya kita ikut bertanggung jawab untuk berjihad melawan Covid-19 dengan kesanggupan dan kemampuan yang kita punya. Dalam konteks ini, kita bisa mengambil sejumlah pelajaran dari sejumlah ahli strategi perang.
Baca juga Momentum Pemenuhan Hak Korban Terorisme
Pemikir klasik Jerman, Carl von Clausewitz, dalam buku On War, mendedahkan 4 aspek yang perlu diperhatikan dalam perang, yaitu pusat gravitasi, trinitas, friksi, dan kabut dalam perang (fog of war). Aspek pertama dapat diartikan sebagai sebuah inti kekuatan yang harus dihancurkan ketika menjalankan perang.
Kita sepakat bahwa Covid-19 adalah musuh bersama, karena perang akan berakhir ketika ia berhasil dimusnahkan. Namun jihad melawan Covid-19 tidak akan pernah bisa terwujud tanpa adanya integrasi pada aspek kedua, yaitu trinitas. Trinitas dalam pertempuran fisik diartikan sebagai pemerintah, militer, dan masyarakat. Dalam peperangan melawan Covid-19, posisi militer sebagai garda terdepan digantikan oleh tenaga medis.
Baca juga Mengulik Hikmah Puasa (Bag. 1)
Aspek ketiga adalah friksi yang menjelaskan bahwa segala sesuatu bisa menjadi kesalahan dalam perang. Kesalahan di sini bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu ketidakpastian penyebaran Covid-19 sebagai musuh dan pergerakan masyarakat sebagai targetnya.
Sedangkan aspek terakhir berkaitan dengan ketidakpastian informasi, sebagaimana kabut yang diartikan sebagai penghalang fakta. Telah kita lihat, banyak informasi dan berita-berita hoax tersebar sejak pandemi terjadi yang justru menyebabkan kondisi semakin memburuk.
Baca juga Mengulik Hikmah Puasa (Bag. 2-terakhir)
Berdasarkan pada keempat aspek Clausewitz, kita dapat mengklasifikasikan porsi jihad pada masing-masing elemen dalam aspek trinitas.
Pemerintah
Pemerintah sebagai wakil negara memiliki otoritas dalam mengambil kebijakan yang dibutuhkan. Perannya sangat signifikan karena memegang komando utama dalam jihad melawan Covid-19. Bentuk jihad yang dilakukan oleh pemerintah tentu akan berbeda dengan elemen lainnya.
Pemerintah berjihad dengan menjalankan kewajibannya untuk mengambil langkah awal penanganan dan pencegahan, seperti mengeluarkan peraturan dan protokol penanganan Covid-19 serta menggalang kerja sama internasional untuk mendapatkan antivirus ataupun vaksin. Upaya jihad tersebut sesuai dengan strategi yang digadang oleh Sun Tzu dalam karyanya yang berjudul The Art of War. (bersambung)
Baca juga Pandemi Covid-19 dan Tafsir Dukhan