Karena Dendam Tak Boleh Diwariskan
Aliansi Indonesia Damai- Kehilangan orang tercinta secara mendadak tentu sangat menyakitkan bagi siapa pun. Demikian pun dengan Ni Luh Erniati, korban Bom Bali 2002. Erni, sapaan akrabnya, harus menjadi orang tua tunggal bagi kedua putranya lantaran suaminya meninggal dunia dalam tragedi kemanusiaan 18 tahun silam. Amarah, sedih, dendam, dan bingung campur aduk dalam dirinya.
Meski demikian, Erni memutuskan harus bangkit dari keterpurukan musibah itu. Kedua buah hatinya yang masih sangat belia membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Berkat dukungan dan bantuan teman-temannya, ia makin termotivasi.
Baca juga Menyembuhkan Luka Batin Anak Korban Bom
Bertahun-tahun setelah kejadian itu, Erni bergabung menjadi tim perdamaian AIDA. Ia mendapatkan kesempatan untuk bertemu mantan pelaku terorisme. Bukan marah atau benci, Erni justru dengan ketulusan hati bersedia memaafkan pelakunya. Kesedihan masih ada. Namun Erni memilih mengikhlaskan semua yang telah terjadi, termasuk tidak mendendam kepada pelakunya.
Ia bersama penyintas terorisme lain memutuskan terlibat lebih jauh untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian bagi khalayak luas. Harapannya, kelak tidak ada lagi orang tak bersalah mengalami nasib seperti dirinya.
Baca juga Penyintas Bom Bali Menjadi Ibu Sekaligus Bapak
Erni juga selalu mendidik anak-anaknya agar tidak menjadi pendendam dan belajar ikhlas menerima segala peristiwa yang telah terjadi. Dalam salah satu kegiatan virtual yang digelar AIDA beberapa waktu lalu, Erni bercerita tentang upayanya untuk mencegah potensi dendam dalam diri kedua buah hatinya.
“Saya ingin menanamkan, untuk apa kita memendam dendam? Mama sendiri ketika merasa marah dan dendam, Mama sakit. Kalau Mama sakit Mama gak bisa bekerja. Kalau Mama gak bisa kerja, bagaimana dengan masa depan kita,” tutur Erni mengenang dialog dengan anak-anaknya.
Baca juga Penyintas Bom Bali Menjadi Bapak Sekaligus Ibu
Menurut Erni, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, namun semua orang mempunyai kesempatan untuk berubah. Apa yang ditanamkan Erni kepada kedua putranya berhasil membuat mereka bisa memaafkan dan sama sekali tidak menyimpan dendam terhadap para pelaku yang merenggut nyawa ayahnya.
Baca juga Penyintas Bom Bali: Lawan Kekerasan dengan Menebar Kebaikan