19/01/2021

Keutamaan Memaafkan

Secara fitrah, setiap orang ingin memberikan yang terbaik untuk orang lain dan bermanfaat bagi khalayak luas. Namun itu tingkat ideal. Kenyataannya banyak orang yang kerap melakukan tindakan kemudaratan hingga menyebabkan orang lain menderita. Di sinilah ujian kesabaran dan ketangguhan orang yang disakiti.

Bagi sosok penyabar dan bermental tangguh, ia akan lebih memilih memaafkan orang yang menyakitinya, ketimbang memendam amarah dan dendam yang justru membuatnya sakit. Toh emosi negatif tidak akan pernah bisa menyembuhkan sakit hati maupun cedera fisik yang dialaminya. Terlebih pemaaafan merupakan perintah agama.

Baca juga 2021: Instrospeksi untuk Kemaslahatan

Islam menganjurkan umatnya untuk saling memaafkan, bahkan kepada orang yang pernah berbuat salah kepada dirinya. Memaafkan memang tidak pernah mudah bagi mereka yang pernah terluka, apalagi kehilangan orang yang dicintainya akibat perbuatan sengaja orang lain.

Muslim yang bertakwa dianjurkan untuk bereaksi positif terhadap orang yang melakukan kekeliruan terhadapnya, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) Orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” (QS Ali Imran: 134).

Baca juga Menaklukkan Hati dengan Hati

Para korban terorisme banyak yang telah mengaplikasikan perintah Al-Qurán itu. Tidak saja memaafkan mantan pelaku terorisme, mereka bahkan menjalin hubungan akrab dan bahu-membahu mengampanyekan perdamaian. Tentu saja tidak mudah bagi para korban terorisme sampai pada titik tersebut. Ada proses panjang, baik dari dalam diri korban maupun dukungan pihak lain.

AIDA sebagai lembaga yang fokus membangun perdamaian terus berupaya memfasilitasi rekonsiliasi antara para korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Hal ini tak lain dari upaya untuk menjalankan perintah agama.

Baca juga Generasi Z Menghadapi Ekstremisme

“Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang (berkonflik), maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al-Hujurat: 9).

Baca juga Dari Penyintas Muda untuk Perdamaian Indonesia

Perdamaian dan menghindari terjadinya perpecahan di kalangan masyarakat merupakan perintah agama. Begitu juga dengan sikap saling memaafkan. Di dalam hadis dikatakan, bahwa mereka yang ikhlas dan memaafkan orang lain sejatinya adalah orang yang terbaik.

Kerusakan yang dialami akibat terorisme memang sangat dahsyat. Padahal setiap orang telah terjamin harta dan darahnya dari upaya orang lain. Meski demikian para korban mampu menunjukkan kebesaran jiwanya.

Baca juga Teladan Pemaafan dari Nabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *