07/04/2021

Tarbiah Perdamaian: Berakhirnya Kekerasan (Bag. 3-Terakhir)

Oleh Fikri
Master Ilmu Politik Universitas Indonesia

Pada akhirnya, gagasan utama tarbiyah salamiyah adalah harapan bahwa perdamaian dapat menggantikan kekerasan. Cara-cara kekerasan harus berakhir (the end of violence). Perubahan tatanan sosial kemanusiaan saat ini harus dimenangkan dengan hati. Untuk apa hati diciptakan jika fisik (kekerasan) jadi pilihan.

Sejarah menggambarkan betapa kekerasan menjadi dilematis. Satu sisi kemenangan politik mungkin bisa diraih, namun di sisi lain melahirkan banyak problem kemanusiaan. Era modern yang menjunjung tinggi hak asasi manusia harus berkorelasi dengan tindakan manusia sebagai cerminan individu yang beradab.

Baca juga Tarbiah Perdamaian (Bag. 1)

Bagaimana tarbiyah salamiyah ini bisa diwujudkan menjadi ide atau gagasan yang diminati? Sebelum masuk pada tahap tersebut, kita menyadari bahwa melawan kekerasan tidak bisa hanya dihadapi dengan konfrontasi kekerasan pula. Namun lebih dari itu, fenomena tersebut kini dimainkan dalam ruang komunikasi meliputi ide, nilai-nilai, dan persepsi. Kita sadar bahwa dengan menangkap dan membunuh pelaku kekerasan bukanlah strategi yang manjur. Sementara mereka merekrut, melatih, dan menyebarkan paham-paham tersebut.

Melihat fakta tersebut, penulis mencoba memberikan tiga gambaran yang bersifat normatif. Pertama, ide tentang perdamaian harus dilakukan dalam bingkai “influence warfare”, yaitu perang untuk membujuk berbagai target audience yang berbeda untuk bersatu di belakang ide tersebut.

Baca juga Tarbiah Perdamaian (Bag. 2)

Jika perang ide adalah medan tempur yang paling penting, bisa dikatakan bahwa ide perdamaian masih tertinggal. Karena jangkauan kelompok-kelompok kekerasan ini mampu mencapai jauh di atas jangkauan operasionalnya. Sebagai contoh, kekerasan yang terjadi di Suriah dan Irak bisa dilakukan di belahan negara mana pun, termasuk Indonesia. Walaupun mereka tidak saling berinteraksi secara fisik ataupun pendanaan.

Kedua, ide perdamaian dapat diwujudkan menjadi aksi yang disyariatkan untuk merobohkan ide kekerasan. Karena itu harus disampaikan dengan jelas dan dipahami dengan baik bahwa perdamaian adalah bagian dari syariat Islam. Walhasil kita mempunyai kedudukan yang sama dalam mengemban dakwah tersebut.

Baca juga Ketangguhan Mental Modal Kebangkitan

Ketiga, salah satu bentuk ide adalah dengan narasi. Narasi perdamaian harus sekuat narasi tentang jihad itu sendiri. Karena dasar perang ide adalah tentang siapa yang mempunyai narasi yang lebih kredibel dan membuatnya efektif.

Salah satu definisi narasi adalah garis kisah yang memaksa dan yang bisa menjelaskan peristiwa secara meyakinkan. Darinya kesimpulan bisa ditarik. Narasi bersifat strategis karena ia dirancang dan dipelihara untuk menyusun respons pihak lain terhadap peristiwa yang sedang berkembang (Lawrence Freedman, The Transformation of Strategic Affairs, 2006).

Baca juga Mengelola Fenomena Clicktivism

Sifat dari narasi bisa mengekspresikan sense of identity dan sense of belonging, serta  mengomunikasikan sense tersebut atas alasan, tujuan, dan misi. Narasi perdamaian bisa menjadi sumber daya yang kuat untuk mempengaruhi audience, karena menawarkan bentuk alternatif dari rasionalitas yang berakar kuat dalam budaya dan keilmuan Islam.

Tarbiyah salamiyah dibangun dengan narasi di atas tradisi Islam, mencocokkan dan mentransformasikan elemen-elemen kunci dari Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw. Ide perdamaian harus memberikan tampilan yang unik, justifikasi yang jelas, serta menunjukkan ketidakrapuhan. Setiap “serangan” dari ide kekerasan terhadap ide perdamaian bisa digambarkan sebagai “serangan” pada Islam.

Baca juga Perdamaian dari Akar Rumput

Terakhir, ide tarbiyah salamiyah bukan untuk merusak kredibilitas dan citra jihad, namun untuk memisahkan jihad dari oknum-oknum yang justru merusaknya. Jika kredibilitas dimaknai sebagai hasil dari kesesuaian antara kata dan perbuatan, maka oknum tersebut justru yang merusak kredibilitas jihad. Sehingga dampaknya adalah lemahnya legitimasi jihad yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis sebagai ibadah yang mulia.

Baca juga Keniscayaan Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *