04/06/2020

Mencari Titik-Titik Persamaan

Keunikan dari setiap individu terletak pada identitasnya. Betapa tidak, setiap insan yang baru lahir di muka bumi ini secara otomatis menyandang berbagai identitas, seperti identitas suku, etnis, sampai agama. Seiring bertambahnya usia, identitas-identitas baru akan melekat. Biasanya kemunculan identitas baru itu berkaitan dengan status pendidikan, pekerjaan, atau kekayaan.

Di satu sisi, identitas bersifat memersatukan, ia mampu menumbuhkan solidaritas yang kuat. Rasa kekeluargaan lahir dari persamaan takdir dan nasib. Orang-orang yang terikat oleh satu identitas yang sama tidak akan ragu untuk saling membantu satu sama lain. Identitas membuat mereka saling berbagi perasaan, baik kesedihan maupun kebahagiaan.

Baca juga Agama sebagai Pelopor Perdamaian

Di sisi lain, identitas juga berpotensi memicu konflik. Ini terjadi ketika dua atau lebih kelompok yang berbeda identitas mengambil posisi saling berseberangan. Konflik berbasis identitas ini tidak bisa dianggap remeh karena pasti selalu melibatkan orang dalam jumlah besar. Bahkan, konflik tersebut terkadang mulanya dipicu oleh hal-hal kecil.

Dalam beberapa kasus, konflik berbasis identitas bisa saja bermula dari pertengkaran dua orang yang berbeda identitas karena permasalahan pribadi. Pertengkaran ini kemudian sampai ke telinga para anggota dari masing-masing kelompok. Dengan alasan membela teman satu identitasnya, mereka lantas saling menyerang satu sama lain. Didorong kuatnya solidaritas di dalam masing-masing kelompok, pertengkaran kecil berubah menjadi konflik berskala besar.

Baca juga Perdamaian sebagai Fitrah

Oleh karenanya, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa identitas ibarat pisau bermata dua. Jika dijadikan sebagai alat pemersatu, maka akan muncul satu kelompok yang kuat dan solid. Namun, jika dijadikan sebagai alat pemecah belah, manusia bisa jatuh ke dalam konflik dan bahkan perang yang tidak berkesudahan.

Agar perdamaian dapat tercipta, sudah sepatutnya kita menjadikan identitas sebagai alat pemersatu, bukan pemecah-belah. Caranya adalah dengan mencari kesamaan identitas dengan orang lain. Ini memungkinkan mengingat setiap manusia memiliki banyak identitas, sehingga pasti ditemukan titik persamaan yang dapat memersatukan antarpihak.

Baca juga Tradisi Dialog dan Perdamaian

Jika berbeda kampung, kita bisa disatukan oleh kesamaan suku. Jika berbeda suku, kita bisa disatukan oleh kesamaan etnis. Jika berbeda etnis, kita bisa disatukan oleh kesamaan agama. Jika berbeda agama, kita bisa disatukan oleh kesamaan kewarganegaraan. Dan jika kewarganegaraan pun masih berbeda, kita tetap bisa disatukan atas dasar kemanusiaan.

Bersatu atas dasar kemanusiaan adalah puncak dari kesamaan identitas yang mampu mendekatkan kita kepada perdamaian. Identitas kemanusiaan bersifat universal, sehingga apapun identitas turunan di bawahnya, tidak menghapus realitas bahwa kita hidup di bumi ini sebagai sesama manusia. Kesadaran akan hal itu memerkuat ikatan persaudaraan di antara kita.

Baca juga Self-Healing untuk Penyembuhan Luka Batin

Sejatinya, Islam menyinggung soal universalitas identitas manusia sebagai langkah untuk menghindari perselisihan dan permusuhan. Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 32, Allah berfirman bahwa siapa saja yang membunuh seorang manusia yang tidak bersalah, maka seakan-akan ia telah membunuh seluruh manusia. Dan siapa saja yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.

Jika semua orang memegang prinsip universalitas identitas kemanusiaan ini, maka sesungguhnya kita semua adalah saudara dalam kemanusiaan dan gejolak-gejolak pertikaian niscaya dapat diredam.

Baca juga Membangun Ketahanan Keluarga: Belajar dari Bom Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *