19/05/2020

Memahami Rencana Tuhan

Aliansi Indonesia Damai- Sebelum terkena bom, Mulyono adalah sosok muda yang sehat, bugar, dan memiliki jenjang karir bagus di salah satu perusahaan swasta ibu kota. Ia juga baru saja dikaruniai seorang anak. Namun peristiwa di depan kantor Kedubes Australia Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan sempat merenggut kebahagiaannya.

Kamis pagi 9 September 2004, ia menjalani rutinitas kerja seperti biasa di kantor. Ia berencana menggelar meeting dengan kolega bisnis yang sedianya dilaksanakan Jumat. Agenda itu ia majukan sehari lebih awal lantaran berbagai alasan.

Baca juga Meluaskan Jiwa Merangkul Luka

Salah seorang rekan kerjanya sempat berencana ikut berangkat bersama dengannya menuju lokasi meeting. Walhasil Mulyono menunda keberangkatannya selama kurang kurang lebih 20 menit. Namun dalam masa tunggu itu, rekan kerjanya berubah pikiran; batal ikut meeting. Mulyono lantas berangkat sendiri mengendarai mobilnya.

Kala melintas di depan kantor Kedubes Australia, ledakan besar terjadi. Mulyono merasa mobilnya seperti terangkat dan kemudian terhempas ke tanah. Saat mobilnya terhenti, ia keluar dan melihat semua orang di sekitarnya berteriak histeris. Ia belum menyadari bahwa telah terjadi aksi pengeboman dan dirinya cedera parah.

Baca juga Refleksi 2 Tahun ‘Peristiwa Iman’ 13 Mei 2018

Sesaat berikutnya Mulyono menyadari ada yang tidak beres karena bajunya basah kuyup oleh darah. Ia mencoba berteriak meminta tolong tetapi suaranya tak keluar. Karenanya ia berisyarat dengan lambaian tangan kepada orang-orang yang melintas di dekatnya. Namun mereka justru berlari menjauh lantaran ketakutan melihat kondisinya. Beruntung ada pengendara motor berkenan membantu mengantarkannya ke RS terdekat. Oleh dokter ia diberitahukan bahwa rahangnya hilang.

Mulyono harus berkali-kali menjalani operasi rekonstruksi rahang selama 4 bulan di salah satu rumah sakit di Singapura. Karena belum berhasil, Mulyono melakukan operasi lagi di Australia. Dalam rentang waktu 1 tahun 3 bulan, Mulyono menjalani hampir 20 kali tindakan operasi. Meski tak sempurna, Mulyono bersyukur masih diberi kesempatan hidup.

Baca juga Tafakur Menyembuhkan Lukanya

Ia sempat berpikir, seandainya saja ia tidak memajukan jadwal rapat atau berangkat lebih awal ke lokasi meeting, bisa jadi ia tidak akan mengalami dampak hebat dari peristiwa itu. Namun saat muncul pikiran itu, selekasnya ia melantunkan istighfar.

Meski berat, Mulyono berusaha memahami bahwa musibah yang menimpanya adalah rencana Tuhan untuk menaikkan derajatnya agar lebih kuat dan dekat dengan-Nya.“Kalau kita mau naik tingkat, mau naik kelas, pasti ada ujiannya. Itu yang saya yakini bahwa kalau kita dapat cobaan, terus kita masih marah-marah sama Allah, kita nggak terima, ya kita belum naik kelas,” ujarnya.

Baca juga Penyintas Bom Kuningan Berjuang Melawan Trauma

Hingga kini Mulyono masih rutin menjalani check-up medis dan mengonsumsi obat-obatan. Beberapa kali ia bahkan harus dirawat inap di rumah sakit lantasan kondisi tubuhnya merosot drastis. Kendati sangat berat, ia mengaku telah menerima takdir yang telah ditetapkan untuknya. Ia selalu yakin dengan janji-janji Allah SWT yang tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya melebihi kemampuan. Selain itu dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Insyirah ayat 4 dan 5.

Mulyono mengkritik para pelaku terorisme yang beraksi mengatasnamakan agama. Sejak kecil Mulyono dibesarkan dalam lingkungan yang mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang damai, indah, dan tidak membenci agama lain. Hal itu pula yang ia tanamkan pada keluarga kecilnya. Bahkan ia melarang anaknya untuk memendam dendam terhadap para pelaku teror yang melukainya.

Dalam setiap doanya, Mulyono selalu berharap agar tidak terjadi lagi aksi brutal hingga menjatuhkan korban tak bersalah seperti dirinya. Doa itu pun ia ikhtiarkan dengan turut serta mengampanyekan perdamaian bersama para mantan pelaku yang sudah bertobat dalam beberapa kegiatan bersama AIDA.

Baca juga Sempat Diduga Pengebom, Keluarga Korban Bangkit dari Kesedihan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *